Wednesday, November 24, 2010

VARIASI TEORI NEO-MARXIS


RINGKASAN VARIASI TEORI NEO-MARXIS
(baca buku Teori Sosiologi Modern; George Ritzer-Douglas J. Goodman)
Dalam hal ini kita membahas berbagai pendekatan yang dapat digolongkan sebagai teori-teori sosiologi neo-Marxian. Semuanya menjadikan pemikiran Marx sebagai pangkal tolak, tetapi mereka sering menempuh arah yang sangat berbeda. Meski keanekaragaman yang berkembang ini memberi vitalitas kepada teori neo-Marxian, namun juga menciptakan kontroversi dan diferensiasi yang sebagian besar tak perlu dan disfungsional. Jadi tugas utama  teoritisasi sosiologi Marxian modern adalah mengintegrasikan satuan-satuan besar teori-teori ini sambil mengakui kekhasan bagian bangunan teori ini.
Teori neo-Marxian pertama secara histories adalah determinasi ekonomi, tetapi determinasi ekonomi kurang penting pada masa sekarang, khususnya bagi pemikir yang berorientasi sosiologis. Teori yang berdasarkan determinasi ekonomi ini ditentang oleh berbagai jenis teori Marxian lain yang berkembang kemudian. Marxisme-Hegelian, teutama yang diwakili karya George Luckas, adalah contoh yang menentang. Pendekatan ini mencoba mengatasi keterbatasan determinasi ekonomi dengan kembali pada akar subyektif Hegelian teori Marxian. Marxisme-Hegelian juga sedikit sekali relevansinya dengan keadaan masa kini. Signifikansinya terletak pada dampaknya  terhadap teori neo-Marxian yang kemudian.
Aliran kritis pewaris dari tradisi Marxisme-Hegelian adalah penting untuk sosiologi masa kini. Sumbangan besar teoritisasi kritis (Marcise, Habermas, dan sebagainya) adalah diskursus yang tentang kultur, kesadaran, dan hubungan timbale balik antara keduanya. Teoritisasi ini telah meningkatkan pemahaman kita mengenai fenomena cultural seperti rasionalitas instrumental, “industri kultur”, “industri ilmu pengetahuan”, tindakan komunikatif, diminasi, dan legitimasi. Mereka menambahkan konsep-konsep kesadaran, terutama dalam bentuk penginterasian teori Freudian, kedalam pemikiran mereka. Tetapi, teori kritis telah bergerak terlalu jauh dalam upayanya mengimbangi keterbatasan determinasi ekonomi dalam menganalisis kekuatan social berskala luas pada umumnya.
Berikutnya dikemukakan dua aliran pemikiran dalam sosiologi ekonomi neo-Marxian. Pertama, yang menerangkan hubungan antara modal dan tenaga kerja, terutama dalam karya Baran-Sweezy dan Braverman. Kedua, yang menerangkan transisi dari Fordisme ke post-Fordisme. Ketiga, kumpulan pemikiran ini mencerminkan upaya untuk kembali ke beberapa pemikiran ekonomi tradional sosiologi Marxian. Pemikiran ini penting karena upayanya untuk memperbarui sosiologi ekonomi Marxian dengan memperhatikan realitas yang muncul dalam masyarakat kapitalisme saat ini. Pemikiran lain adalah Marxisme berorientasi sejarah, khususnya pemikiran Immanuel Wallerstein dan pendukungnya mengenai system dunia modern.

No comments: