RINGKASAN VARIASI TEORI NEO-MARXIS
(baca buku Teori Sosiologi Modern; George Ritzer-Douglas
J. Goodman)
Dalam hal ini
kita membahas berbagai pendekatan yang dapat digolongkan sebagai teori-teori
sosiologi neo-Marxian. Semuanya menjadikan pemikiran Marx sebagai pangkal
tolak, tetapi mereka sering menempuh arah yang sangat berbeda. Meski
keanekaragaman yang berkembang ini memberi vitalitas kepada teori neo-Marxian,
namun juga menciptakan kontroversi dan diferensiasi yang sebagian besar tak
perlu dan disfungsional. Jadi tugas utama
teoritisasi sosiologi Marxian modern adalah mengintegrasikan satuan-satuan
besar teori-teori ini sambil mengakui kekhasan bagian bangunan teori ini.
Teori
neo-Marxian pertama secara histories adalah determinasi ekonomi, tetapi
determinasi ekonomi kurang penting pada masa sekarang, khususnya bagi pemikir
yang berorientasi sosiologis. Teori yang berdasarkan determinasi ekonomi ini
ditentang oleh berbagai jenis teori Marxian lain yang berkembang kemudian.
Marxisme-Hegelian, teutama yang diwakili karya George Luckas, adalah contoh
yang menentang. Pendekatan ini mencoba mengatasi keterbatasan determinasi
ekonomi dengan kembali pada akar subyektif Hegelian teori Marxian.
Marxisme-Hegelian juga sedikit sekali relevansinya dengan keadaan masa kini.
Signifikansinya terletak pada dampaknya
terhadap teori neo-Marxian yang kemudian.
Aliran kritis
pewaris dari tradisi Marxisme-Hegelian adalah penting untuk sosiologi masa
kini. Sumbangan besar teoritisasi kritis (Marcise, Habermas, dan sebagainya)
adalah diskursus yang tentang kultur, kesadaran, dan hubungan timbale balik
antara keduanya. Teoritisasi ini telah meningkatkan pemahaman kita mengenai
fenomena cultural seperti rasionalitas instrumental, “industri kultur”,
“industri ilmu pengetahuan”, tindakan komunikatif, diminasi, dan legitimasi. Mereka
menambahkan konsep-konsep kesadaran, terutama dalam bentuk penginterasian teori
Freudian, kedalam pemikiran mereka. Tetapi, teori kritis telah bergerak terlalu
jauh dalam upayanya mengimbangi keterbatasan determinasi ekonomi dalam menganalisis
kekuatan social berskala luas pada umumnya.
Berikutnya
dikemukakan dua aliran pemikiran dalam sosiologi ekonomi neo-Marxian. Pertama, yang menerangkan hubungan
antara modal dan tenaga kerja, terutama dalam karya Baran-Sweezy dan Braverman.
Kedua, yang menerangkan transisi dari
Fordisme ke post-Fordisme. Ketiga,
kumpulan pemikiran ini mencerminkan upaya untuk kembali ke beberapa pemikiran
ekonomi tradional sosiologi Marxian. Pemikiran ini penting karena upayanya untuk
memperbarui sosiologi ekonomi Marxian dengan memperhatikan realitas yang muncul
dalam masyarakat kapitalisme saat ini. Pemikiran lain adalah Marxisme berorientasi
sejarah, khususnya pemikiran Immanuel Wallerstein dan pendukungnya mengenai
system dunia modern.
No comments:
Post a Comment