Monday, October 25, 2010

TEORI-TEORI YANG TERKAID DENGAN BELAJAR DALAM PSIKOLOGI

TEORI-TEORI YANG TERKAID DENGAN BELAJAR DALAM PSIKOLOGI 
Download DISINI
a)      Teori belajar psikologi behavioristik
Para psikologi behavioristik berpendapat bahwa tingkah laku manusia di kendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Sehingga ada jalinan erat antara reaksi-reaksi behavioristik dengan stimulus. Tokoh behavioristik antara lain Thorndike dan Skinner
b)      Teori belajar psikologi kognitif
Para psikologi kognitif berpendapat bahwa tingkah laku manusia berdasarkan kognisi yaitu memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Tokoh psikologi antara lain Bruner dan Ausubel.
c)      Teori belajar psikologi humanistik
Para psikologi humanistik berpendapat bahwa setiap manusia menentukan perilaku mereka sendiri. Tujuan untuk membantu manusia mengembangkan diri. Salah satu tokoh yang dari psikologi humanistik adalah Rogers.

Belajar terjadi dengan banyak cara kadang-kadang belajar di sengaja, ketika siswa memperoleh informasi yang disampaikan oleh guru di kelas, atau ketika mereka mencari sesuatu yang ada di ensiklopedia atau buku. Tanggung jawab guru adalah membantu siswa untuk belajar , dan cara yang paling baik untuk kesuksesan peserta didik yaitu dengan cara mengulang-ulang. Ini merupakan prinsip teori belajar tingkah laku (behavioral learning theories) yang mendominasi pikiran tentang pengajaran pada waktu itu. Misal: siswa menghabiskan waktu mereka dengan menyalin ejaan kata-kata, inforamasi sejarah, rumus-rumus ilmu alam berulang-ulang sampai mereka benar-benar dapat menguasai pelajaran yang telah di terimanya.

TEORI BELAJAR DAN TINGKAH LAKU (BEHAVIORISTIK)

«     E.L Thorndike: The Law of Effect
Teorinya dikenal sebagai connectionism (pertautan, pertalian) karena dia berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses “stapping in” (diingat), forming, hubungan antara Stimulus dan Respon. Thorndike mengembangkan teori ini dari sebuah penelitian pada seekor kucing yang di tempatkan di “puzzle box” yaitu kurungan kecil dengan pintu yang akan terbuka apabila kucing tersebut menarik tali yang tergantung dalam kurungan. Tugas kucing di sini yaitu keluar dari kurungan untuk mendapatkan sebuah makanan (reward) yang di temaptkan di luar kurungan. Dan teori ini di ulang-ulang sampai kucing memusatkan tingkah lakunya di sekeliling tali, akhirnya menarik tali, pintu terbuka dan mendapat makanan.

«     Ivan Pavlow: Classical Conditioning
Pembiasaan pada anjing yang di beri makanan bersama dengan bunyi lonceng, percobaaan ini di lakukan berulang-ulang 32 kali sampai CR terbentuk. Anjing diberi makan bersama dengan bunyi lonceng, setelah hal demikian dilakukan berulang-ulang kurang lebih 32 kali, maka mendengar bunyi lonceng saja tanpa disertai makanan anjing telah mengeluarkan air liur. Ternyata semua itu tergantung pada kebiasaan, ini juga bisa terjadi pada siswa di sekolah ketika membaca doa pembuka dan penutup yang pada awalnya siswa tidak hafal, karena di baca setiap pembelajaran berlangsung maka siswa akan terbiasa dan hafal.

«     J.B Watston: Conditioning Reflect
Watson percaya bahwa belajar adalah suatu proses dari conditioning reflect (respon) melalui pergantian stimulus kepada yang lain. Manusia dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi emosi, ketakutan, cinta dan marah. Semua tingkah laku dikembangkan oleh pembentukan hubungan S-R baru melalui conditioning. Anak semula tidak takut pada tikus menjadi takut. Contoh dalam kelas, seorang guru meminta satu siswa untuk menterjemahkan di muka kelas, dan siswa yang melakukan kesalahan mendapatkan marah, maka yang awalnya siswa tidak takut menjadi takut dampak dari sitimulus.

«     B.F Skinner: Operant Conditioning
Teori pembiasaan perilaku respon ini merupakan teori belajar yang berusia paling muda dan masih sangat terpengaruh oleh kalangan para ahli psikologi belajar masa kini. Percobaan Skinner dengan seekor tikus yang di buat lapar dengan asumsi karena dorongan lapar, maka timbul motivasi untuk berusaha keluar dan mencari makan. Operant conditioning (kondisioning operan), meskipun dekat dengan teori Thorndike dari pada teori Pavlow, berbeda dari penjelasan Thorndike mengenai belajar. Thorndike berpendapat bahwa hadiah memperkuat ikatan yang ada antara stimulus dan respon, sedangkan Skinner berpendapat bahwa yang diperkuat bukan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi kemungkinan bahwa respon yang sama akan terjadi lagi.

«     Proses Mengembangkan Tingkah Laku
Dalam menggunakan reinforcement untuk memperkuat tingkah laku, ada metode yang mempengaruhi pola-pola tingkah laku. Dua metode yang penting yaitu 1) Shapping  yaitu menguatkan komponen-komponen respon final dalam usaha mengarahkan subyek kepada respon final tersebut. Proses ini dikatakan Shapping karena menyangkut pembentukan respons tertentu dari respons yang bermacam-macam. 2) Modeling adalah suatu bentuk belajar yang dapat diterangkan secara tepat oleh classical conditioning maupun oleh operant conditioning.

«     Prosedur Mengontrol atau menghilangkan tingkah laku
Siswa-siswi memperoleh berbagai macam tingkah laku tidak tepat yang merusak lingkungan kelas. Berikut ini beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk mengontrol atau menghilangkan pola-pola tingkah laku siswa. Prosedur meliputi antara lain:
J     Reinforcing Competing Behaviors
J     Exitinction
J     Satiation
J     Mengubah lingkungan stimuli
J     Hukuman

«     Penerapan teori Tingkah Laku di dalam Kelas: Mengembangkan
Langkah dasar untuk mengubah tingkah laku yaitu meninjau langkah dasar yang menggunakan prinsip-prinsip teori tingkah laku dalam mnegembangkan suatu program modifikasi (mengubah) tingkah laku. Di bawah ini beberapa contoh yang menggambaran bagaimana seorang guru menjalankan suatu program.
J     Mendefinisikan dan menyatakan secara opeasional tingkah laku yang dapat merubah
J     Memperoleh suatu gambaran dari tingkah laku tingkat operant dimana kita mempertimbangkan untuk mengubah
J     Mengatur situasi belajar atau situasi perlakuan sehingga tingkah laku yang kita inginkan terjadi
J     Mengidentifkasi reinforcer yang potensial
J     Membentuk atau memperkuat tingkah laku yang di inginkan, dan jika perlu menggunakan prosedur memperlemah tingkah laku yang tidak tepat
J     Menyusun catatan dari tingkah laku yang diperkuat untuk menentukan apakah pengutan atau frekuensi dari respons bertambah.


Semoga Bermanfaat

No comments: