Monday, October 25, 2010

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( MBS 01)
Selengkapnya Click  DISINI

Þ    Latar Belakang Otonomi Sekolah
Manajemen berbasis sekolah (School Based Management) atau yang sering disebut dengan MBS sebagai konsep dasar manajemen sekolah masa kini, merupakan konsep manajemen sekolah yang memberikan kewenangan, kepercayaan, dan tanggung jawab yang luas bagi sekolah berdasarkan profesionalisme untuk menata organisasi sekolah, mencari, mengembangkan dan mendayagunakan sumber daya pendidikan yang tersedia, serta memperbaiki kinerja sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Þ    Manajemen Berbasis Sekolah
School Based Management atau MBS adalah sistem manajemen yang bertumpu pada situasi dan kondisi serta kebutuhan sekolah setempat. Dalam MBS, sekolah di harapkan mengenal kekuatan dan kelemahan, potensi-potensinya, peluang dan ancaman yang di hadapinya, sebagai dasar dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan yang akan diambilnya.

Þ    Pelibatan Masyarakat
Penyelenggarakan pendidikan baik pemerintah maupun swasta harus berani mengambil sikap dan wawasan bahwa mau tidak mau setiap sekolah harus melibatkan masyarakat setempat, terutama orang tua peserta didik, dalam pengembangan pendidikanya. Sumber daya yang ada di masyarakat sebaikya di gunakan sebaik mungkin, baik itu sumber daya manusia atau sumber dana untuk pendidikan. Sekolah yang tidak melibatkan masyarakat akan sulit untuk maju, karena lambat laun sekolah tersebut akan di tinggal oleh masyarakat setempat.

Þ    Pemberdayaan Sekolah
Persoalan yang muncul untuk direflesikan terutama oleh para pengelolah sekolah adalah apakah sekolah yang dikelola masih mempunyai daya tarik, daya saing, dan daya tahan. Apabila sekolah masih mempunyai daya yang disebut maka pemberdayaan sekolah masih dilaksanakan secara optimal karena masih banyak diminati oleh masyarakat. Namun apabila sebaliknya maka lebih baik sekolah ditutup saja dari pada mengecewakan pihak pemakai dan tidak bertanggung jawab terhadap penerus bangsa.

Þ    Orientasi Pada Kualitas
Persaingan pendidikan saat ini semakin bebas, sekolah-sekolah yang berkualitas yang dapat bertahan, dan sekolah-sekolah yang kurang berkualitas akan di tinggalkan orang dan tersingkir dengan sendirinya. Kualitas yang di maksud disini ada tiga; 1) berkualitas dalam bidang pembelajaran, 2) berkualitas dalam bidang pelayanan, dan 3) berkualitas dalam bidang sarana prasanaan yang tesedia. Banyak orang berdatangan pada sekolah-sekolah yang berkualitas, mereka tidak mempersoalkan apakah sekolah itu negeri atau swasta, tapi melihat dari kualitas sekolah itu sendiri.

Þ    Meniadakan penyeragaman
Dalam konteks otonomi pendidikan ini, sekolah mendapat kesempatan untuk menentukan sendiri kebijakan-kebijakan dalam bidang pendidikan, dengan tujuan lebih meningkatkan daya tarik sekolah tersebut. Sebagai contoh menentukan guru sendiri yang di rekrut oleh sekolah, kreteria dan jumlah siswa, kegiatan yang di lakukan, biaya pendidikan, metodologi pembelajaran, buku-buku paket yang di pakai dan lain-lain. Dengan beberapa contoh yang tertulis, maka tidak perlu lagi untuk menyeragaman antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain.


Baca sumber bahan / refrensi
Hasbullah, Otonomi Pendidikan: kebijakan otonomi daerah dan implementasinya terhadap penyelenggaraan pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 51-64



®      Latar Belakang Munculnya MBS
Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) karena didorong oleh keinginan daerah untuk memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengatur daerahnya sendiri. 2) Rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang, khususnya dasar dan menengah. 3) Peningkatan mutu pendidikan kurang mengembirakan.

®      Pengertian MBS
Para ahli manajemen banyak yang mendefinisikan MBS, Pada dasarnya semua definisi yang di kemukakan oleh para ahli manajemen benar. Disini akan diambil satu definisi dari Eman Suparman (2002) mengatakan, MBS adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang yang terkaid dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam pendidikan nasional.

®      Tujuan MBS
Tujuan utama MBS menurut Djam’an Satori adalah, 1) untuk menjamin mutu pembelajaran anak didik yang berpijak pada asas student-driven-services. 2) jaminan terwujudnya layanan pembelajaran yag bermutu dan pengembangan pribadi para anak didik sesuai dengan apa yang di cita-citakan, 3) untuk mengembangkan program-program kurikulum sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan   4) untuk mengembangkan mata pelajaran efektif. 5) meningkatkan kinerja sekolah, terutama meningkatkan hasil belajar siswa.

®      Manfaat MBS
a.  Lembaga pendidikan lebih mengetahui kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya dibanding dengan lembaga-lembaga lain.
b. Sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya.
c. Sekolah dapat melakukan persaingan secara sehat dengan sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan.
®      Urgensi MBS    
Meningatkan efesiensi penggunaan daya dan penugasan staf, meningatkan keprofesionalisme guru, munculnya gagasan baru dalam kurikulum, dan meningkatkan mutu partisipan masyarakat.
®      Strategi MBS
MBS akan dapat dikatakan berhasil apabila mengimplementasikan MBS melalui strategi-strategi dibawah ini.
a)Sekolah harus memiliki otonomi, b) adanya peran serta masyarakat secara aktif dalam segala hal, c) kepsek yang mampu menggerakkan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara efektif, d) pengambilan keputusan secara demokratis, dan sebagainya.

®      Kelembagaan dan Tata Cara Kerja MBS
E. Mulyasa (2002) menyebutkan tata kerja pelaksanaan MBS harus melalui, sosialisasi MBS terhadap masyarakat dan sekolah, pelatihan sumber daya manusia yang akan melaksanakan MBS, dan mengalokasikan dana block grant langsung ke sekolah sebagai praktek pengelolah keuangan dengan prinsip MBS.

®      Dewan Pendidikan
Dewan pendidikan adalah badan yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatakan mutu, pemeratan, dan efesiensi pengelolaan pendidikan di kabupaten/kota, dewan ini di pilih oleh masyarakat secara bersama-sama, dan masa jabatan dewan pendidikan di maksimalkan dua kali masa jabatan.

®      Komite Sekolah
Komite sekolah merupakan suatu badan yang berfungsi sebagai forum resmi untuk mengakomodasikan dan membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan kelembagaan sekolah. Anggota komite terdiri dari kepsek, guru, murid, tokoh masyarakat setempat, dan pegawas sekolah.

®      Hambatan MBS
Kurangnya konsentrasi penerapan MBS pada kegiatan pembelajaran dan kurikulum dan lebih konsen pada ha-hal yang sifatnya tersier dan bukan primer, sekedar mengadopsi model apa adanya tanpa upaya kreatif, kepsek bekerja berdasarkan agenda sendiri tanpa adanya aspirasi dari dewan sekolah.

Baca sumber bahan / refrensi
Mulyono, Manajemen Administras & Organisasi Pendidikan, hal. 233-263

No comments: